Ricky putro romo

Ricky putro romo
Bersama Romo Herucokro Sastrohadijojo

Rabu, 25 April 2012

Buku Pedoman Hidup Bahagia

Manusia terdiri dari
 1. badan (raga)
 2. hidup (nyawa, rokh, soul)

Raga manusia terbentuk dari unsur2
1. Tanah (zat kimia organic & anorganik)
2. Air (kira-kira 70%  tubuh manusia terdiri dari air)
3. Hawa (gas)
4. Api (energy/kalori)
Unsur itu melalui proses bio kimia pada bapak menjadi sperma & pada ibu menjadi sel telur pertemuan sperma dg sel telur membentuk raga kalau penyatuan tersebut di masuki hidup barulah berkembang menjadi mudigah/embrio, menjadi bayi yg akhirnya akan dilahirkan di dunia

Manusia raganya itu terdiri dari 7 lapsi, yaitu
1. Rambut
2. Kulit
3. Daging (bahasa ilmiahnya otot)
4. Otot (bahasa ilmiahnya saraf)
5. Tulang
6. Sum-sum
7. Darah (semua cairan tubuh).

Hidup berasal dari TUHAN YME di sebut rokh suci karena berasal dari maha suci setelah menyatu dg raga di sebut hidup, karena sudah tidak suci lagi
Raga bagaimanapun sejak pembuahan sudah tidak suci karena kedua orang tua betapapun kasadaranya akan fungsi meneruskan keturunan tidak akan berbuat kl tidak di sertai nafsu ketidak sucian raga ikut mengotori rokh suci maka bayi yg baru lahirpun sudah tidak suci.
Bayi yg baru lahir tau kl lapar menangis supaya di beri makan (susu) oleh ibunya/orang lain, siapa yg mengajari bayi itu? Bayi itu sudah di ajari oleh guru sejatinya yaitu HIDUP. Tak ada seorangpun yg bs mengatakan pada bayinya agar kl lapar menangis, tangisan bayi adalah bahasa hidup maka tidak bisa di bedakan tangisan bayi batak, sunda, jawa, inggris smua sama begitupun gerak bayi dalah gerak hidup maka semua garak bayi sama, mulailah otak bayi mendapat masukan dari panca indranya, masukan bisa sengaja di masukan berupa pendidikan & pengajaran bisa juga tanpa di sengaja yaitu apa saja yg di tangkap panca indranya dari lingkungannya masukan tersebut termasuk masukan standart norma & nilai baik nburuk, benar salah nilai moral & etika bahkan juga soal keyakinan ketuhanan. Semua masukan itu terekam dalam memory otak manusia itu yg kemudian jadi dasar manusianya dalam bertindak karna masukan dlm stiap mausia berbeda maka berbeda pula dalm mengukur baik buruk benar salah & sbgainya hal ini yg sering mnjadikan mnusia berebut baik, berebut benar masing-masing saling di pegang teguh bahkan menyalahkan standar yg di pakai orang lain. Kalau kita kembali ke bayi kita akan menyadari bahwa tangis bayi itu sama, gerak bayi itu sama karena tangis itu tangis hidup & gerak itu gerak hidup jadi sebenarnya manusia itu sama berbeda hanya karena masukan yg di terima hidup itu sama karena berasal dari satu tuhan YME yg berbeda raganya karena berasal dari tanah, air hawa, api yg berbeda, berbeda pula bapak ibunya.
Jadi kalau manusia mau memakai ukuran atau standarnya hidup pasti akan sama dalam menilai segala hal.
Raga bersifat materi jadi tidak kekal suatu saat akan hancur kembali menjadi tanah, air hawa & api.
Hidup adalah immaterial  bersifat kekal dari yg maha kekal jadi kalau hidup berpisah dg raganya langsung kembali ke tuhan tidak mengembara (ngglambrang)
Dalam pengertian ini otak dg kinerjanya (psyche, jiwa) juga tergolong raga karna itu masih merupakan kerjanya organ tubuh yg bersifat materiil jadi akal pikiran (logika&ratio) termasuk emosi juga tergolong raga
Hidup itu kuasanya gerak letaknya ada di rasa maka kalau makhluk hidup ditinggalkan hidupnya berhenti segala geraknya kehilangan semua rasanya
Urep iku kuwasane obah lenggahe ono ing roso jati ( hidup itu kuasanya gerak letaknya ada di rasa). Manusia kemudian menerima masukan berupa pendidikan dan pengalaman masukan ini yg mendorong manusia berencana, bercita-cita & berusaha meraih apa yg di inginkanya. Keinginan manusia selalu sesuai dg masukan yg pernah di terima suatu contoh orang yg slma hidupnya blm pernah melihat mobil, belum pernah mendengar mobil pasti tidak pernah ingin punya mobil. Gerak & usahanya jg tdk akan mengarah untuk bisa memiliki mobil.
Semua manusia perjalanan hidupnya sama di lahirkan, di besarkan, menjalani penghidupan & kehidupan sebagian besar kawin menghasilkan keturunan lalu mengulangi perbuatan orang tuanya terhadap dirinya kepada anak-anaknya kemudian menjadi tua & mati tak seorangpun berapa besar kekuasaanya, betapa tinggi pangkatnya, berapapun kekayaanya bisa mengelak atau menghindar dari jalanya hidup yg demikian itu kalaupun ada perbedaan hanya dalam kembangannya (variasinya) sama-sama makan untuk mempertahankan hidup sama-sama tidur untuk melepas kelelahan yg satu di hotel berbintang lima yg satu di kaki lima, sama-sama berpakaian untuk melindungi tubuh yg satu memakai bermerk terkenal yg lain tanpa merk, sama-sama bergerak dari tempat satu ke tempat lain yg satu naik mobil yg lain naik sepeda bahkan jalan kaki.
Perjalanan hidup itu menuju ke arah yg sama yaitu meningal stiap orang berjalan selangkah demi selangkah untuk mendekati ajal bedanya ada yg langkahnya cepat ada yg langkahnya lambat itu perjalanan raganya, raga taunya hanya perjalanan mendekati ajal
Perjalanan hidup oleh manusia pada umumnya di abaikan. Hidup yg selalu di paksa mengikuti segala kehendak raganya akan terbawa salah arah, hidup yg hanya di perlakukan sebagai budak yg harus menurut di bawa kemanapun kehendak raganya. Padahal tanpa hidup raga manusia itu tidak bisa apa-apa. Semestinya hanya hiduplah yg menentukan arah dan langkah, raga hanya mengikuti jadi hidup tidak salah arah menuju kembali ke asalnya yaitu tuhan yme. Salah arahnya perjalanan hidup karena di paksa mengikuti kehendak raganya menyebabkan hidup tidak bisa langsung kembali menyatu dengan tuhan, manusia yg dlm mnjalani kehidupan & penghidupan tdk sesuai dg yg di kehendaki tuhan atas dirinya, berjalan terlalu lebar, keinginan & kehendak kuat untuk mencapai apa yg di anggapnya baik & benar atau membuat usaha yg berlebihan pada umunya mengorbankan kebahagiaan dirinya, kebahagiaan keluarganya demi tujuan yg menjadi obsesinya. Tidak sedikit yg krna terlanjur melangkah ke satu arah lalu malu kl hrs mundur demi mempertahankan harga dirinya yg tidak pada tempatnya segalanya dia korbankan msh beruntung kalau tercapai kl sering kegagalan yg di hadapi maka kekecewaan demi kekecewaan yg di dapat yg akhirnya menimbulkan stess, berusaha menggapai ketegangan demi keteggangan di alami (strain). Sementara orang yg di anggap modern mengatakan bahwa variasi keteggangan (strain) & tekanan stress adalah seni hidup membuat hidup tidak monoton tetapi tidak sedikit yg melupakan bahwa raga ada batas kemampuanya akhirnya bermacam peryakit timbul sebagai akibatnya bahkan kelainan jiwa selalu menghinggapi manusia yg menamakan dirinya modern.
Kalau ingin merasakan kebahagiaan sejati ikutilah kehendak hidup karna hiduplah yang tau apa yg terbaik dr kt masing-masing menurut maha hidup yaitu tuhan yme
Bagaimana cara manusia supaya bisa kenal & mengenal hidup yg ada pada dirinya? Kenal & mengenal yg ada dalam diri kita kemudian bisa berkomunikasi, berhubungan dengan hidup kt sendiri lalu bisa menerima petunjuk dari hidup dilindungi (di ayomi) oleh hidup dan itu baru berguna kalau kita bertekat mau menjadi manusia baru manusia yg di lahirkan kembali.


MENGENAL HIDUP.
Hidup itu ghaib maka tidak bisa di kenali dengan prabot pada diri kita yg bersifat ragawi (materil) jadi tidak bisa di tangkap oleh panca indra kita keberadaanya (eksistensinya) telah di uraikan di depan bahwa hidup itu kuasanya gerak letaknya berada di rasa jadi hanya bisa di rasakan yang di maksud dg rasa bukan rasa yg merupakan salah satu indra dari panca indra (sense) tetapi rasa yg ada di dalam diri kita (feeling)
Kita semua merasa bhidup sebagai orang hidup & kita pasti mengakui kalau di tinggalkan hidup kita akan mati, semasa hidup kita bisa seperti sekarang ini karena dalam diri kita masih ada hidup. Marilah kita berhenti memperbudak hidup dan kita mulai menjadikan diri kita menjadi abdinya hidup.
Siapa yg harus mengakui keberadaan & peran hidup itu? Yaitu kita masing-masing, siapa diri kita itu yaitu 7 lapis raga kita dengan segala kinerjanya. Marilah 7 lapis raga kita seluruhnya kita ajak mengakui keberadaan dan peranan hidup atas diri kita kita ajak untuk tunduk menjadi abdinya hidup supaya setiap saat raga kita terselamatkan dari hal-hal a7 perbuatan yg kemudian hari bisa membuat kita tidak bahagia & tidak bisa langsung kembali ke asal kita karena hidup itu ghoib maka untuk mengenalnya butuh sarana yg bersifat ghoib pula. Seluruhnya ada lima sarana ghoib yg di dapat dari ROMO Herucokro Semono dari lakunya yg 41 tahun (1914-1955) maka di sebut panca ghoib.
Sarana ghoib tersebut adalah :

1. KUNCI
Ini gunanya untuk memberikan bukti pada diri kita masing-masing bahwa hidup itu memang ada dalam diri kita yg dimaksud dengan bukti adalah bahwa diri kita masing-masing dalam menggunakan kunci itu tidak hanya percaya bahwa dalam diri kita ada hidup tetapi membuktikan & merasakan sendiri dan kalau kunci itu di hayati sungguh-sungguh diri kita masing-masing akan di beri bukti tidak hanya tentang keberadaan hidup tetapi juga bagaimana berkerja & kuasanya hidup atas kehidupan & penghidupan kita sehari-hari.
Mohon pengertiaanya jangan tergesa-gesa pertimbangkan, renungkan dulu masak-masak. Benarkah kita ingin hidup bahagia sejati agar bisa selanjutnya mencapai kesempurnaan jati. Kalau tidak yakin bahwa segala sesuatu itu tuhan yg menentukan & yg terbaik dari diri kita adalah yg sesuai dengan kehendak tuhan atas diri kita maka seyogyanya jangan dulu mengenal hidup apalagi menggunakan kunci hidup. Kalau kita yakin bahwa tuhan yg menentukan segalanya & yg terbaik pada diri kita adalah yg sesuai dg kehendak tuhan bolehlah di lanjutkan kalautidak yakin bukanya tidak boleh tetapi nanti pasti akan di tinggalkan lagi kehendak & jalanya hidup yg sebenarnya merupakan kehendak & jalan yg di kehendaki tuhan bagi diri kita.
KUNCI
Dalam menjalani laku selama 41 tahun romo semono menghabiskan waktu 25 tahun hanya untuk melengkapkan kunci saja tiap saat beliau hanya dapat 1 huruf beberapa saat lagi baru satu huruf lagi sampai 25 tahun baru huruf-huruf yg beliau dapat itu lengkap menjadi KUNCI. Jadi kunci itu bukan merupakan buah hasil pikiran romo semono maka kalau 1 suku kata saja berubah bukan sebuah kunci hidup lagi & tidak akan ada gunanya.
Oleh karena itu sampai saat ini smua yg menjalani laku kasampurnan ini apapun suku bangsa & bahasanya dalam menggunakan panca ghaib salah satunya kunci harus tepat seperti apa adanya tidak perlu artinya tidak ada gunanya kata-kata dalam kunci di artikan hal ini hanya akan mempersulit & menghambat penghayatan kita apalagi di terjemahkan
KUNCI itu berupa kata-kata yg di sebabkan karena romo semono yg menerima di wajibkan meneruskannya kepada sesama manusia yg menghendaki. Sebenarnya KUNCI itu ghoib kalau tanpa disertai kata-kata kita tidak akan mampu menerimanya tidak perlu dipikirkan dari arti kata –katanya.
Romo herucokro semono sendiri pernah menegaskan:
“kunci iku dudu unine dudu enen-enen nanging kang mahanani uni (kunci itu bukan bunyinya bukan kata-katanya tetapi yg menyebabkan adanya bunyi)
Bahkan romo herucokro pernah pula menyatakan:
“umpomo kunci iku kudu di kaparingake marang wedos mbok umpomo unine embek (seumpama kunci itu harus di berikan kepada kambing, barangkali bunyinya embek)
Kata-kata KUNCI sarana ghaib 1
Gusti ingkang moho suci
Kulo nyuwon pangapuro dumateng gusti engkang moho suci
Sirolah, dhatolah, sipatolah
Kulo sejatine satrio/wanito
Nyuwon wicaksono, nyuwon panguwoso
Kangge tumindhake satrio/wanito sejati
Kulo nyuwon kangge anyirnakake tumindak ingkang lupot


Catatan:
Agar tidak terjadi salah faham kata “sirolah, dhatolah, sipatolah” olahnya dari kata seperti olah-olah, olah rogo & semacamnya yg artinya obah atau gerak “anyirnakake tumindak engkang lupot” maksudnya lupote dewe salah pada dirinya sendiri. Ada yg menggunakan “hanyirnakake” boleh saja silahkan di coba mana yg di rasakan lebih pas/cocok pada dirinya masing-masing. Lain-lainnya satu suku kata saja tidak boleh berubah bahkan untuk orang asing lafalnya pun harus benar tidak boleh di sini, artinya kalau berubah tidak ada gunanya sama sekali karena sudah bukan kunci lagi. Kata satrio digunakan untuk pria , kata wanito di gunakan untuk wanita.
Menggunakan kunci:
Harus dihafalkan dulu kata-katanya sampai hafal betul & betul pula lafalnya.
Kalau sudah hafal lakukan sebagai berikut:
Duduk sesantai mungkin sampai seluruh otot terasa lemas, nafas sudah teratur tidak memikirkan bernafas lagi.
Niat untuk menggunakan “kunci”.
Ke dua matanya terpejam rapat.
Tunggu sampai kedua lengan dan tangan bergerak sendiri bersikap menyembah (patrap kunci).
Ucapkan dalam rasa kata-kata “kunci”.
         Selanjutnya apapun yg di rasakan termasuk kalau lengan & tangan bergerak sendiri ikuti saja tidak perlu takut sama sekali tidak akan terjadi apapun yg tidak baik. Semua itu merupakan tanda merupakan bukti bahwa hidup itu benar-benar ada dalam diri kita dan bisa kita rasakan sendiri kita buktikan sendiri keberadaanya
Latihan terus menerus di saat senggang lama-lama kita akan hafal betul bagaimana rasanya kalau kita menggunakan “kunci” hidup itu
Kapan menggunakan KUNCI
Bangun tidur gunakan kunci, mau tidur gunakan kunci, ada apa-apa gunakan kunci, tidak ada apa-apa gunakan kunci. Jadi yg wajib di lakukan adalah begitu bangun tidur, sebelum berbuat apapun & saat mau tidur. Bangun tidur maksudnya agar sepanjang hari kita di lindungi oleh hidup dilindungi oleh hidup maksudnya agar kita di hindarkan dari berbuat salah juga perbuatan salah terhadap diri kita di hindarkan oleh hidup.
Contoh:Dalam rangka penulis momong kadhang-kadhangnya selama bertahun-tahun kalau ada kadhang yg kecopetan pasti karena lupa kunci, belum pernah kadhang alami ada kadhang yg tidak lupa kunci kecopetan di jalan.
 jika mau tidur harus baca ‘kunci” maksudnya agar sekalipun kita tidur jadi raga sudah tidak ingat apa-apa juga sudak tidak bisa apa-apa hidup selalu menjaga
Contoh: tidak sedikit kadhang yg mengalami kl ada sesuatu sekalipun tertidur pulas serasa ada yg membangunkan & ternyata bangunya itu memang berguna.
Dimanapun kita berada, dalam keadaan apapun dari pada di gunakan melamun yg tidak-tidak lebih baik di gunakan untuk membaca kunci dalam rasa, tentu saja tidak perlu “patrap kunci” yaitu bersikap menyembah sikapnya disesuaikan dg situasi, kondisi kita saat itu.
Kalau menggunakan kunci dari lafal tulisan itu bisa tetapi sampai benar-benar bisa merasakan dayanya kunci & membuktikan pula kerjanya hidup karna menggunakan kunci sebaiknya mintalah kunci itu kepadasalah seorang yg sudah lebih dulu menghayati laku kasampurnan nantinya yg memberikan bukan manusianya tetapi hidup memberikan kepada hidup jadi dari ghoib kepada ghoib yg di berikan kunci itu juga ghoib.
PENGHAYATANYA
Sesudah kita menggunakan kunci sebenarnya 7 lapis raga kita jadi kita manusianya menyembah kepada hidup kita berjanji akan menjadi abdinya hidup sembah kita kepada hidup akan di teruskan kepada hidup yg menghidupi alam semesta seisinya yaitu tuhan yang maha esa.
Jadi kita memulai suatu penghayatan yg sekaligus pengalaman suatu laku yaitu yg di sebut “LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL KINANTENAN SARWO MIJIL” atau secara umum juga di kenal sebagai penghayatan kapribaden.
Agar tidak salah faham laku ini adalah sebagai berikut:
Bisa di jalani, di hayati juga di amalkan atau di jalani oleh anak umur 3 tahun asal sudah bisa menghafal kunci sudah bisa menghayati & mengamalkan laku ini. Bahkan sarana ghaib ini sudah bisa di berikan kepada bayi yg baru lahir penghayatan ini tidak mengenal keharusan seperti tirakat, melekan, berpuasa, ngebleng, kumkum, meditasi & sebagainya
Inti penhayatanya adalah:
Selalu tidak lupa kepada hidup lalu meminta petunjuk hidup sebelum melakukan apapun & mengikuti segala petunjuk hidup sekalipun bertentangan dg keinginan & kehendak kita semula.
Karena guru sejatinya hidup kita sendiri maka guru sejati itu yg paling tau atas diri kita & guru sejati itu yg paling tau apa sebenarnya kehendak tuhan atas diri kita & bagaimana seharusnya melaksanakan semua itu. Guru sejati itu akan selalu menyesuaikan dg keadaan kita kalau kita masih umur sekolah taman kanak-kanak maka guru sejati itu akan jadi guru taman kanak-kanak bagi yg sudah dewasa guru sejati akan menjadi dosen atau maha gurunya
Guru sejati dalam memberikan tuntunan berupa petunjuk kepada kita sesuai dg nasib yg kita alami, kita jalani & kita hadapi serta kita kerjakan masing-masing. Maka tidak ada 2 orang yg petunjuknya sama cap jari 2 saudara kembarpun tidak sama laku kita sama yaitu sama-sama mengikuti hidup tetapi lakon kita berbeda satu sama lain. Petuntunuk hidup diberikan sesuai lakonya masing-masing tetapi intinya sama yaitu agar tidak menyimpang dari jalan yg di kehendaki tuhan atas diri kita masing-masing. Penghayatan ini sedikitpun tidak menyuruh orang untuk meninggalkan hal-hal yg bersifat duniawi jadi dalam menjalani kehidupan & penghidupan malahan harus wajar harus biasa saja, kesenangan duniawi pun boleh di rasakan tetapi kita akan selalu di tuntun kesenangan yg bagaimana yg tepat untuk diri kita jadi kita terhindar dari menikmati kesenangan yg kemudian berakibat kesedihan juga kesengsaraan yg memang di takdirkan harus kaya juga boleh tetapi akan selalu di tuntun agar supaya kekayaan yg di dapat sekarang ini tidak mencelakakan atau mensengsarakan di kemudian hari.
Semua itu bukan kita yg menentukan tetapi setelah kita terima kita tidak akan berjalan salah arah dg apa yg ada pada diri kita. Kepandaian, kekuasaan, kekayaan, kemampuan & lain-lain yg ada pada diri kita akan selalu di gunakan oleh hidup dg perantara diri kita utuk hal-hal yg di kehendaki dr pemilik semua itu yaitu tuhan yme sendiri
Hidup itu sama sebernarnya satu (urep iku podo sejatine siji) maka kalau penghayatan ini di hayati, diamalkan, di lakukan oleh seluruh anggota keluarga kita akan merasakan hasilnya rasa anggota keluarga yg satu selalu berhubungan dg rasa anggota keluarga yg lain sambung rasa setiap saat karna itu keluarga akan selalu dalam kesatuan yg kokoh erat & harmonis penuh di liputi rasa bahagia sejati.
Manusia terbatas oleh ruang dimensi & waktu, manusia terbatas oleh kemampuan akal & fikiranya
Hidup tidak mengenal keterbatasan-keterbatasan itu hidup bisa melakukan, mengatur apa saja yg akal manusia tidak sampai yg bahkan menurut akal manusia di katakan tidak mungkin. Manusia menyebut mukjizat atas kejadian-kejadian yg akalnya tidak sampai bagi hidup tidak ada mukjizat.
Para penghayat kapribaden telah banyak membuktikan sesuai lakonnya masing-masing terjadi hal-hal yg tidak masuk akal tetapi benar2 terjadi & semuanya pasti baik & benar serta membuat tentram, bahagia si penghayat. Pembuktian-pembuktian atau (paseken) itu di berikan kepada hidup agar manusia makin lama makin yakin akan kuasanya hidup.
Didunia ini di tawarkan ribuan macam cara & jalan bagi manusia dalam menjalani kehidupan & penghidupan. Laku ini tidak menakut-nakuti orang agar mau begini atau begitu & tidak menjajikan sesuatu agar orang melakukan ini itu. Apapun yg di kerjakan penghayatanya adalah atas kehendak dirinya sendiri (dalam arti hidupnya) hasilnya yg tekun menjalaninya (selalu patuh pada hidup) tentu saja banyak bukti di dapatntnya, banyak mamfaat di rasakanya sebaliknya yg setengah-tengah setengah pula hasil yg di dapatnya hidup itu adil, manusia bagaimanapun bijaksananya tidak ada yg adil dalam arti sebenarnya. Yang menyimpangpun (menyalahi kehendak hidup) juga tidak menunggu kelak segera merasakan buktinya (akibatnya) ini di terima sebagai petunjuk pula hanya dalam bentuk kebalikan agar kita tidak mengulanginya.
Kalau selama menggunakan kunci belum betul-betul mendapatkan pengalaman, pembuktian bahwa hidup telah menuntun & melindungi kita jangan tergesa-gesa dulu meminta di berikan kelanjutanya tekuni dulu menggunakan kunci biarkan hidup memberikan bukti kemampuanya mengatur, menuntun & melindungi sampai kita benar-benar yakin kalau semua itu sudah terjadi itu baru satu arah artinya dari hidup ke kita manusianya. Belum bisa dari kita manusianya ke hidup komunikasinya jadi baru komunikasi satu arah. Hidup ke raga (manusianya) raga (manusianya) ke hidup belum bisa.
Apakah sudah mantap mau melanjutkan?
Sudah? Baik silahkan.

2. ASMO
Pada waktu kita lahir orang tua kita hanya melihat itu yg tampak oleh panca indra jadi yg di beri nama (asmo) oleh orang tuanya hanya raga bayi tersebut saja padahal bayi yg lahir terdiri dari raga & hidup/nyawa/rokh di dalamnya maka wajar kalau yg di kembangkan selanjutnya hanya raganya
Kalau ingin bisa berhubungan, berkomunikasi dengan hidup maka hidup itu terlebih dahulu harus di beri asmo dalam hal ini jangan di terjemahkan dengan nama, aran, jeneng & semamnya .
ASMO di berikan hanya kepada mereka yg sungguh2 sudah membuktikan dayanya hidup lewat kunci & sudah yakin benar-benar akan kuasanya hidup kemudian bertekad untuk mengikuti segala kehendak/karsanya hidup.
Benar? Sekali lagi benarkan benarkah anda sudah siap & bertekad mau menjalani kehidupan & penghidupan anda dengan selalu mengikuti & menuruti karsanya hidup?
Kalau hidup anda sudah dapat berarti anda sudah sepenuhnya menjadi “penghayat laku kasampurnan manunggal kinantenan sarwo mijil” (penghayat kappribaden) kalau anda mengingkari hidup anda akan di tagih oleh hidup anda sendiri sekalipun tak seorangpun tau
Dalam penghayatan ini tidak ada guru murid, tidak ada yg menuntun & di tuntun. Kalau hidup anda sudah dapat asmo dalam menjalani laku anda sepenuhnya berdiri sendiri , penuntun anda adalah hidup anda sendiri yg jadi murid adalah anda sendiri yg di tuntun juga anda sendiri.
Kalau sudah benar benar siap mintalah asmo hidup anda kepada Kadhang yg memang sudah di perkenankan memberikan asmo. Setiap penghayat boleh memberikan “kunci” hidup tetapi tidak setiap penghayat di perkenankan memberikan asmonya hidup. Boleh tidaknya seseorang memberikan asmo di tentukan, di ijinkan oleh hidup itu sendiri karena laku yg di tentukan bukan di ijinkan oleh seseorang. Kalau di paksakan seseorang memberikan asmo padahal belum di perkenankan maka tidak ada gunanya asmo yg di berikan itu  & yg di beri tidak bisa menggunakan
Perlu di perhatikan juga :
Penghayatan ini bersifat pribadi jadi karena tidak ada satupun kuwajiban berupa ritual maka kalau anda menghayati penghayatan ini tidak ada seorangpun tau kalau tidak anda beri tahu jadi kekawatiran bahwa anda akan di ketahui menghayati sesuatu padahal tidak anda inginkan, tidak perlu ada lain halnya kalau anda sendiri membertahukanya
ASMO di berikan oleh hidup kepada hidup.

3. MIJIL
Mijil di sini bukan berarti keluar, mijil di sini artinya anda (raga/manusianya) bisa mijil hamijeni menyatu bersambungan dg hidup
Kata-kata MIJIL :
(Asmo) jeneng siro mijilo, panjenengan ingsun kagungan karso, arso……..
(Asmo) jeneng siro mijilono panjenengan siro kagungan karso, raganiro arso…..
Contoh :
Seorang penghayat dalam menjalani laku suatu saat di hadapkan pada orang yg meminta pertolongan sakit misalnya :
Mijilnya :
(Asmo) jeneng siro mijilo panjenengan ingsun kagungan karso, arso “ngusadhani ragane manungso aran…….kaparengo waras”
Jadi yg ngusadhani bukan manusianya tapi ingsun yaitu hidupnya. Itu cuman contoh …setelah kata arso boleh di isi dg bahasa apapun. Bahasa ibu dr penghayat yg bersangkutan
Contoh itu bukan berarti penghayat akan menjadi dukun yang tugasnya mengobati orang sama sekali tidak.
Misalnya mau makan yg makan adalah raganya maka mijilnya:
(Asmo) jeneng siro mijilo, panjenengan ingsun kagungan karso, raganiro “arso mangan” (kaserepo kabeh sari-sarine kang di pangan ndadekake waras lan kuate raganiro)
Itu semua kl sudah bisa mijil
MIJIl untuk pertama kali sesudah hidup di beri asmo mijilnya adalah sebagai berikut.
(Asmo) jeneng siro mijilono, panjenengan ingsun kagungan karso, “arso mbekso beksaniro pribadi”
(ini standart jadi siapapun untuk pertama kali mijil, mijilnya begini. Termasuk mereka yg orang asing)
Sikap patrap mijil
Kalau keadaan memungkinkan artinya sedang sendirian /dlm lingkungan kadhang sendiri maka mijilnya dg sikap patrap tertentu. Tangan di depan ulu hati semua jari mengarah ke atas telapak tangan menghadap ke kiri , tangan kiri di letakkan di pinggan sebelah kiri, seperti orang bertolak pinggang
Sikap patrap itu merupakan lambang pengakuan sekalipun hidup berasl dari tuhan tetapi raga kita berasal dari bapak ibu.
Waktu mijil pertama kali yaitu mbekso beksaniro kedua lengan tangan atau anggota badan lain bergerak maka ikuti saja jangan di tahan-tahan rasakan betul-betul bagaimana rasanya kalau mijil. Rasa yg demikian itulah menandakan bahwa mijil (hidup & raga benar-benar menyatu saling berhubungan rasa itu harus benar-benar di kenali karena pada saat & keaadaan biasa anda mijil tanpa ada gerakan yg ada hanya rasa mijil itu untuk mijil yg pertama kali pada umumnya perlu ditutntun oleh kadhang. Salah kaprah di katakan mijilake (memijilkan) padahal hidup itu sebenarnya mijil sendiri dg raganya.
Maka lebih tepat di katakan bahwa kandhang yg lebih dulu menghayati itu “ menuntun caranya mijil” bukan memijilkan (mijilake).
Apa gunanya & kapan di gunakan mijil itu.
Arep tumindak opo wae mijil. Mau makan, minum, mau buang air, mau mandi, mau berkerja dll
Contoh:
Anda ingin  pergi ke rumah teman, anda mijil dulu
(Asmo, jeneng siro mijilo, penjenengan kagungan karso raganiro “ mau pergi ke rumah susanto”
Lalu anda lalu anda rasakan betul apa yg anda rasakan? Kalau rasanya mengatakan jangan atau anda rasa berat seperti menghambat maka sebaiknya anda batalkan kalau anda tetap pergi berbagai kemungkinan yg tidak enak terjadi misalnya teman anda tidak di rumah atau anda mengalami kesulitan di jalan tatau kalaupun bertemu pertemuan itu menghasilkan hal-hal g tidak mengenakan & berbagai kemungkinan lain. Kalau setelah mijil lalu anda merasakan & rasanya mengatakan ya,,tatau merasa tidak ada hambatan maka pergilah hasilnya akan mengakibatkan tentramnya semua pihak.
Macam-macam contoh akan di berikan semua itu akan anda dapatkan sendiri dari pengalaman & kenyataan yg akan anda alami sendiri. Maka makin banyak kenyataan yg anda alami bahwa hidup itu selalu benar anda akan semakin yakin bahwa mengikuti petunjuk hidup itu akan selalu baik dan benar. Akhirnya apapun yg di katakana orang & apapun yg di katakana logika & ratio anda sendiri anda akan lebih percaya akan apa yg di katakana hidup. Hidup tidak pernah berbuat jelek & tidak salah yg berbuat jelek atau salah adalah manusianya. Biasakan mau berbuat apa saja tidak lupa mijil dulu anda akan membuktikan sendiri kebaikan & kebenaran hidup baik untuk saat itu maupun untuk saat kemudian.
Ukuran baik-buruk, benar-salah
Sebelumnya kita pakai ukuran atau patokan mati tentang baik-buruk, benar salah. Kadang-kadang ukuran itu adalah kesepakatan manusia tentang apa yg di anggap baik & buruk juga apa yg di anggap benar & salah, sering kita jumpai bahwa norma dan nilai-nilai yg demikian itu berubah menurut perubahan zaman “owah gingsir”. Selain itu kalau perbuatan sudah di tetapkan baik & benar maka berlaku setiap sat setiap hari sampai norma atau nilai itu berubah.
Misalnya : menolong orang di anggap baik & benar tanpa harus tau apakah pertolongan kita itu di salah gunakan atau tidak padahal membantu orang melakukan perbuatan salah berarti kita ikut salah oleh karena itu sesusad anda bisa Mijil ketentuan baik-buruk, benar-salah tidak lagi berpatokan pada ketentuan mati melainkan pada ketentuan hidup. Suatu perbuatan yg kita lakukan hari ini adlah baik & benar belum tentu kalau perbuatan yg sama kita lakukan besok tetap baik dan benar. Dengan mijil dulu sebelum melakukan suatu perbuatan kita tidak akan salah, kalau di ijinkan oleh hidup pasti baik & benar kalau tidak di ijinkan oleh hidup dan tetap kita lakukan pasti buruk & salah. Ada kalanya kita terpaksa melakukan sesuatu misalnya di perintah oleh atasan padahal kita tahu hal itu tidak baik & tidak benar sesudah Mijilipun kita tau kalau tidak baik & tidak benar dalam keadaan demikian mijilnya adalah  sebagai berikut:
(Asmo) jeneng siro mijilo, panjenengan ingsun kagungan karso, raganiro arso “menjalankan perintah tanggung jawab kembali kepada yg memerintah (nindhakake perintah tanggung jawab bali marang sing mrentah) maksudnya tanggung jawab kepada tuhan sedang jawab secara lahiriyah kita tetap bertanggung jawab kepada yg memerintah.  Jadi tak seorangpun tahu bahwa tanggung jawab kepada tuhan sudah kita kembalikan kepada yg memerintah kita.
Menurut pengalaman kalaupun terjadi sesuatu di kemudian hari kita akan di lindungi oleh hidup cara jalan & bentuknya sama sekali tidak masuk akal.
Anda : setiap bangun tidur “kunci”, mau tidur “kunci”, ada apa-apa “kunci”, tidak ada apa-apa “kunci”. Lalu sebelum berbuat sesuatu “mijil” dan sesudah mijil anda selalu mematuhi karsanya hidup (ingsun) dan mengalahkan karsanya aku.
Berarti anda sudah menjadi penghayat laku kasampurnan manunggal kinantenan sarwo mijil (penghayat kapribaden) tetapi anda hayati dan amalkan itu baru menapak di jalan yg baik & benar di dunia yaitu di jalan yg di kehendaki tuhan atas diri anda
Hambatan
Hanbatan utama dalam menjalani itu semua adalah diri anda sendiri.
Makin pandai orangnya makin besar pula hambatannya karna otaknya makin pandai dalam membantah beragai argumentasi, dan makin pandai pula membuat alas an untuk membenarkan dirinya (akunya) biasanya kalau sudah terbentur dalamkeadaan kehabisan akal baru mau menyerah pada kuasanya hidup. Orang pandai lama kehabisan akalnya.
Hambatan lain apabila anda punya kekuasaan dan banyak uang seolah-olah segala kesulitan bisa anda atasi dengan kekuasaan dan uang anda baru mau menyerah kepada kuasanya hidup kalau persoalan atau kesulintan yang ana hadapi tidak bisa di selesaikan dengan kekuasaan atau uang anda
Orang tentram itu bukan bisa mengatasi persoalan yang silih berganti tapi orang tentram itu orang yang menjalani kehidupan dan penghidupan tanpa persoalan ( sedikit sekali persoalanya)  orang tentramtidak terlalu terombang-ambing oleh gelombangya senang susah, puas kecewa tetapi tidak ada atau tidak ada apa-apa selalu di liputi rasa bahagia.
Segalanya di jalani dengan sungguh-sungguh tetapi apapun hasilnya selalu di serahkan kepada tuhan yang maha kuasa untuk menentukan jelas kiranya bahwa musuh utama dalam menjalani laku ini adalah AKUnya
“AKU” sejak asalnya gawan bayi selalu berisikan:
Kesombongan (arrogancy)
Egoisme dan Egosentrisme (mementingkan diri sendiri & memandang segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri)
Nafsu (lust)
Angkara (keserakahan)
Kemalasan
Ketidak acuhan (ignorancy)
Sifat AKU selalu bertentangan dengan sifat-sifat hidup (ingsun)
Maka kalau bisa lancar dalam menjalani laku ini harus bisa mengalahkan AKU dalam dirinya masing-masing.
Mengalahkan aku
Aku begitu kuatnya karena selain sudah jadi bawaan kita masing-masing seujak lahir dalam pertumbuhan kita sengaja atau tidak akulah yang sering kita kembangakan semakin bertambah umur kita semakin kuat pula aku kita kalau selama itu kita tidak berusaha bersungguh-sungguh mengalahkannya. Kita mengenal bahwa orang tua semakin susah di mengerti , makin susah di ajak kompromi kalau sudah begini maunya harus begini dan seterusnya itu karena akunya sudah terlanjur kokoh, kuat dan berakar
Mengalahkan aku harus dengan laku dan masih harus di bantu dengan cara dengan sarana ghaib
Laku pembersihan raga (laku pangumbgahing rogo)
Laku pembersihan raga ini pda hakekatnya merupakan upaya mengalahkan “AKU”  membersihkan raga bukan dengan mandi 10x sehari tapi dengan laku, laku itu adalah :
. Sabar
. Narimo
. Ngalah
. Tresno welas asih marang opo lan sopo wae
. Ikhlas


Penjelasanya :
A. Sabar
Sabar bukan asal tidak marah memaksakan sesuatu sebelum waktunya juga termasuk tidak sabar
Contoh sabar yang baik adalah seorang ibu yang mengandung dengan penuh rasa cinta kasih dia pelihara kandungnnya sampai cukup bulanya takseorangpun  ibu ingin anaknya lahir sebelum waktunya.
Sabar harus benar-benar terasa sampai sedalam-dalamnya, berpura-pura sabar padahal dlm dirinya marah bergejolak  tidak benar dalam laku ini, ini yang dinamakan laku pura-pura suci misalnya : karena usia atau kedudukan sehingga dirinya di tuakan lalu sekalipun sebenarnya marah tetaptersenyum  hal ini tidak baik kalau untuk seorang diplomat tetapi tidak benar dalam menjalani laku ini. Orang sabar dalam segala hal berpedoman step by step slow but sure, biar lambat asal selamat, alon-alon waton kelakon kanti becik lan bener. Pernyakit-pernyakit seperti Hypertensi (tekanan darah tinggi), Neurosis (ganguan keseimbangan emosi), insomnia (tidak bisa tidur) akan jauh.

B. Narimo
Istilah narimo sering di salah artikan
Narimo yang sebenarnya adalah sifat manusia yang dalam segala hal berusaha semaksimal mungkin (se optimal mungkin) tetapi sejak awalnya selalu menyadari dan selalu siap bahwa tuhanlah yang menentukan. Kekecewaan demi kekecewaan yang berakibat strain jarang menghinggapi orang yang narimo

C. Ngalah
Hanya orang yang menang yang bisa ngalah
Mengalah yang sebenarnya adalah kalau kita sampai merasakan senang atau bahagia
Misalnya: seorang anak yang punya anak berumur 4 tahun sehabis melihat tinju di TV lalu ananknya mengajak tinju ayahnya di tempat tidur sang ayah mengalah pura-pura knock out anaknya senang dan berlagak menjadi juara tentu saja ayahnya yang mengalah itu merasa senang dan bahagia
Sering kita alami menghadapi seorang yang ngotot ingin menang karena pengetahuanya dan pengalamannya yang masih dangkal . kita mengalah karena menganggap menghadapi anak anak kalau kita memang menyayangi orang itu kita merasa senang melihat dia puas

D. Tresno welas asih marang opo lan sopo wae
Jadi kita berusaha mencintai dan mengasihi apapun yang ada dan siapapun yang kita hadapi. Mencintai siapa saja maksudnya mencintai benda, mencintai binatang, mencintai pekerjaan dan mencintai tumbuh-tumbuhan
Mencintai siapa saja adalah mencintai sesame manusia tanpa pilih-pilih menghadapi siapapun kita landasi rasa cinta pada diri kita.
Gambaran tentang ini.
Romo herucokro semono suatu saat di Tanya “kalau lakunya putro di umpamakan anak sekolah apa tandanya kelasnya sudah tinggi?
Jawaban beliau: “Tandanya putro lakunya sudah jauh, kalau jangankan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan sekalipun akan mencintai kamu karena kamu senantiasa menanam rasa cinta kasih”
(“Tandane putro lakune wes adoh lamon ojo meneh kang asifat jalmo manungso, kewan, tetewuhan pisan podo tresno marang jeneng siro, amergo siro tansah nandur katresnanan”)

E. IKHLAS
Pada umumnya orang mengatakan ikhlas kalau sudah terlanjur kehilangan sendiri memberikan sesuatu.
Dalam laku in9 yang di maksud laku ikhlas adalah :
Setiap saat menyadari sepenuhnya bahwa segala yang ada pada dirinya seperti kepandaian , pengalaman, kemampuan karena kekuasaan atau yang di miliki, tenaga, pikiran, waktu, bahkan orang-orang yang di cintai semuanya adalah milik tuhan yang maha esa.
Maka setiap saat siap apabila semua yang ada pada dirinya itu di kehendaki pemiliknya Tuhan yang maha esa mau di gunakan untuk sesuatu. Kehendak itu di ketahui melalui hidup yg ada pada dirinya jadi ikhlas tidak hanya kehilangan dan member tapi ikhlas menerima apapun
Misalnya : seseorang oleh presiden di angkat menjadi mentri kesehatan dia menerimanya sebagai kehendak tuhan yang di sampaikan melalui presiden bahwa dirinya di percaya untuk menyehatkan 180 juta raksat Indonesia jadi kesehatan seluruh rakyat harus dia pertanggung jawabkan kepada tuhan. Dia harus narimo dan ikhlas menerima beban tugas dan kuwajiban itu. Sama sekali tidak memandangt dari segi kekuasaan, kehormatan atau penghasilan yang di dapatnya itu tidak kekal tetapi kalau dia bisa menjalankan kuwajibanya yang di berikan Tuhan dengan baik berarti dia melangkah lebih mendekatkan dirinya pada tuhan ini akan lebih kekal akibat atau hasilnya.
Kalau seseorang di beri kekayaan yang melimpah jauh melebihi kebutuhanya dia harus narimo dan ikhlas menerima bahwa dirinya di beri tugas yang lebih besar bagi kesejahteraan, kebahagiaan sesamanya. Kalau seseorang di beri kepandaian lebih dari sesamanya dia harus narimo dan ikhlas memberikan kepandaianya itu kepada sesamanya dan bukan untuk menguasai sesamanya
Semua kelebihan itu harus di gunakan dengan tepat Hidup yang tau untuk apa dan siapa. Kalau tidak maka apabila saatnya datang Hidupnya tidak akan langsung kembali pada Tuhan karena masih ada beban yang tertinggal.
Sudah mampukah mengalahkan “AKU” ?
Belum aku begitu perkasa dan begitu dalam mengakar dalam diri kita.
Maka sesudah bisa menjalani 5 laku pembersih raga, kita masih memerlukan bantuan sarana Ghaib untuk mengalahkan “AKU”. Sarana Ghaib 5 yg di perlukan:

4.   SINGKIR
“singkir” ini gunanya untuk menipiskan “AKU” dengan segala sifatnya termasuk angkara murka dalam diri kita sendiri. Kata-kata “singkir”:
Gusti ingkang moho suci, kulo nyuwon pangapuro dumateng gusti ingkang moho suci  Sirolah, Datolah, Sipatolah Kulo sejatine satrio/wanito nyuwon Hananiro-hananingsun; Wujudiro-wujudingsun Siro sirno mati dhening satrio/Wanito sejati Ketiban iduku putih, sirno layu dhening (ASMO)
Pada saat senggang kalau fikiran kita sedang jernih & tenang berlatihlah menggunakan singker ini makin lama “AKU” di diri anda akan makin menipis. Ini akan memudahkan anda menjalani AKU karena AKUlah biasanya yang sering menentang, melawan kehendak hidup, kalau mau anda lakukan. AKU selalu tampil dengan berbagai dalih dan alasan agar anda batal dalam menjalankan karsanya hidup.
Sampai di mana laku anda sekarang :
Bangun tidur kunci, mau tidur kunci, ada apa-apa kunci, tidak ada apa-apa kunci.
Mau bebuat melakukan apa saja mijil dulu, sesudah mijil selalu melakukan karsanya ingsun (hidup) kalau bertentangan dengan kehendak AKU, AKU yang di kalahkan
Selalu sabar, narimo, ngalah, tresno welas asih & ikhlas. Di bantu singtkir mampu menipiskan AKU dalam diri sendiri. Kalau benar, sekali lagi kalau benar anda sudah demikian itu, maka besar sekali anda bisa nmenggunakan sarana Ghaib ke 5 yaitu Paweling

5.   PAWELING
Kata-kata paweling :
Siji-siji, loro-loro, telu-telonono Siji sekti, loro dadi, telu pandito Siji wahyu, loro gratrahino, telu rejeki
Awas jangan sampai anda keliru dengan “aji paweling” yang di gunakan orang untuk komunikasi jarak jauh semacam telepathy. Apabila anda memang sudah seperti yang di gambarkan di depan, maka paweling ini sudah bisa di gunakan dalam arti yang sebenarnya. Paweling adalah sarana ghaib untuk menghubungkan hidup dalam diri anda dengan hidup yang meliputi (ngalimpundhi) alam semesta seisinya, yaitu Tuhan yang Maha Esa keadaan demikian itu sesungguhnya di sebut Manunggal juga di sebut manunggalnya kawula gusti, atau manunggalnya putro dengan Romo, atau manunggalnya hidup dengan yang menghidupi.
(Puto adalah hidup di dalam diri kita, sedang romo adalah hidup yang meliputi, menggerakan dan menguasai alam seisinya). Apabila anda benar bisa menggunakan paweling, anda akan dalam keadaan manunggal/menyatu dengan alam. Keterbasan anda sebagai manusia lenyap (dimensi, ruang & waktu). Anda akan mengalami berada di lebih dari satu tempat dalam waktu bersamaan. Tetapi keberadaan anda itu bukan hanya “bayangan” anda melainkan benar-benar anda. Di tiap tempat misalnya anda sama-sama makan-minum dan berbuat seperti biasa di saksikan orang lain, bahkan anda bisa berada misalnya di 2 tempat termasuk mobil anda pun jadi 2 hal ini beberapa kali sudah terjadi atas seorang penghayat laku ini dan saksi-saksinya masih hidup.
Tentu saja kita tidak akan terus-menerus menunggal dengan Tuhan kita tidak akan kuat. Maka kalau sekali-sekali di perkenankan merasakan, kita sudah mendapat anugrah yang tak ternilai ini berati kita bahwa kita pernah menjalani “jalan kembali” kita kepada tuhan. Suatu kenikmatan dan kebahagiaan tertinggi yang bisa di capai manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan tersebut maka apa yang di ucapkan akan terjadi sekalipun tidak masuk akal atau akal manusia tidak sampai. Meskipun pada mulanya semua orang tidak percaya dan bahkan membantah, akan terbukti bahwa ucapanya akan jadi kenyataan dan barulah orang terpaksa mengakui sekalipun akalnya tetap tidak bisa menerima lalu paling-paling di sebutnya mujijat atau ajaib.
BEBERAPA CATATAN SEBAGAI PENJELASAN
Laku gelar-gulung
Gelar artinya lahiriyah, Gulung artinya spiritual. Yang ghaib.
Penghayat laku kasampurnan manunggal Kinantenan Sarwo Mijil, lakunya Gelar-gulung.
Artinya :
Apapun yang diterima (gulung), yaitu karsanya hidup yang tertangkap rasa, segera di gelarkan atau di laksanakan.
Catatan :
Karsanya hidup (dawuhe urep) apabila di terima( di rasa juga di sebut roso jati) harus segera di laksanakan. Kalau di tunda pelaksanaanya kita tidak akan mendapat bukti kebenaran “dawuh” itu, Tidak akan terjadi dawuh di berikan tetapi belum waktunya (belum “titi wancine”) hidup tidak akan memberikan dawuhnya kalau belum waktunya di laksanakan. Itu yang di sebut “nggelarake gulung” Maka ada rumus bagi putro penghayat laku ini yaitu :
Krenteg, budhi, ono (timbulnya rasa, tergeraknya rasa, langsung bertindak di laksanakan akan ada buktinya)
Sebaliknya :
Apapun yang di alami, dihadapi harus selalu di gulung. Artinya apapun yang kita alami, kita hadapi harus selalu mijil untuk di tanyakan kepada hidup, apa sebenarnya makna dari kejadian yang kita alami dan kejadian yg kita hadapi itu. Ini yang di namakan “Ngulong samubarang kang sipat Gelar” ( menggulung yaitu mengecek ke dalam semua yang bersifat lahiriyah).
Jadinya kita tidak gegabah menyimpulkan segala sesuatu yangt kita alami, kita hadapi, karena kita tahu makna yang tersembunyi di balik kejadian itu. Dengan bahasa lain kita tahu apa yang sebenarnya menjadi kehendak Tuhan yang di terima oleh hidup dalam diri kita.
Sering kita alami kejadian-kejadian tidak mengenakkan diri kita. Setelah di gulung kita tahu bahwa sebenarnya itu merupakan peringatan atau petunjuk dari Tuhan dan ini hanya hidup yang tahu ini sebenarnya yang di sebut menemukan hikmah dari segala kejadian. Bukan dengan menghubung.hubungkan melalui pikiran kita. (Ngotak-atik gatuk)
Melatih laku kita
Arena paling baik untuk menjalani laku ini adalah dalam keluarga kita masing-masing. Kalau dalam keluarga kita sendiri kita sudah bisa seperti di gambarkan di depan, kita melatih diri di arena yang lebih luas Misalnya di tempat berkerja atau di dalam kita bermasyarakat Tetapi ada arena yang sangat efektif untuk berlatih yaitu di dalam sarasehan bersama kandhang-kandhang kita.
Romo Herucokro Semono :
“Nek beras sak las di deplok mesti ajor nanging nek beras sak lumpang jengene di sosoh ora amergo soko alone utowo lumpange nanging amergo gosok ginosok antarane las siji karo sijine dadi podo mlecet podo putihe”.
Jadi gosok (gosok-ginosok) antara sesame kadhang akan mempercepat proses laku kita memang di gosok itu tidak enak kadang-kadang agak sakit tetapi kalau kita takut tergosok kita tidak akan menjadi putih (bersih)
Kebersamaan sesama penghayat laku ini
Seorang penghayat dengan penghayat lain di sebut “kadhang” kadhang di sini yang artinya seseorang yang hubunganya melebihi dari saudara kandung.
Romo herucokro semono :
“sedulor sakringkel iku seng podo mung kulit-danginge dadi biso bosok, nek kadhang iku uripe dadi tansah rante rinante rasane”. (saudara kandung itu yg sama hanya kulit dan dagingnya jadi bisa busuk tapi kalau kadhang itu hidupnya jadi seperti mata rantai yang rasanya selalu berhubungan)
Kebersamaan para penghayatnya di namakan “kekadhangan” kekadhangan ini terbentuk secara alamiah kalau masintg-masing memang benar benar mengikuti hidup. Di depan sudah di katakana bahwa hidup itu sama sebenarnya satu.maka kalau masing-masing mengikuti hidup akan tertarik untuk menyatu bukan cumin bersatu. Menyatukan para penghayat menimbulkan guyob rukon yang murni tidak di buat-buat bukan karena ada pamrih dan lebih-lebih tidak karena di paksa
Segala perbedaan lahiriyah hampir tidak Nampak dan tidak terasa kalaupun masih ada hanya terbatas pada sikap yang di dasarkan pada etika  sopan santun & tata karma, yang muda menghormati yg tua & yg tua menghormati yg muda.
Dalam kegiatan apapun tanpa direncana tanpa diatur masing-masing mengikuti rasanya Ghaib yang mengatur dan hasilnya apa yang di lakukan para penghayat itu, saling isi mengisi semuanya lengkap terpenuhi akhirnya membuat bahagia semua orang
Kunci, Asmo, Mijil, Singker, Paweling itu bukan doa, bulan rapal, bukan mantra, atau mantram KUNCI sering di katakan mpcp kunci peng pitu, nanging pitu iku dudu itungan

Yang di maksud :
Membaca kunci itu harus benar-benar di rasakan bahwa 7 lapis raga seluruhnya menyembah kepada hidup jadi benar-benar sampai terasa rasanya kalau 7 raga seluruhnya benar-benar terkena dayanya kunci dan menyembah dalam arti pasrah kepada hidup. Kalau membaca kunci masih dengan menghitung berarti masih membaca dengan pikiranya bukan dengan rasanya. Rasa tidak pernah bisa di hitung

Contoh : kita bisa menghitung sebuah sawo tetapi kita tidak bisa menghitung rasanya sawo. Banyak orang menggunakan kunci sebagai rapal atau mantra asal kata-katanya sudah di baca dalam batin. Banyak juga yang membaca kunci masih di hitung sekalipun yang demikian itu juga mendapatkan pembuktian tetapi bukan itu yang sebenarnya kalau membaca kunci dengan rasa maka tidak di hitung sampai berhenti sendiri jangan di piker sampai di mana berhentinya apalagi sudah berapa kali saat berhenti . asal sudah berhenti artinya 7 lapis raga kita sudah seluruhnya menyembah dan berserah diri kepada kuasa dan pangayomannya hidup.
Kalau berlatih membaca kunci begini lama-kelamaan kita bisa membaca kunci dalam waktu singkat sekali. Bahkan tanpa kata-kata kunci lagi. Terbuktilah apa yang di katakana Romo Herucokro Semonobahwa kunci iku dudu unine dudu unen-unen nanging kang mahani uni  jadi ghoib.
Jangan terjerumus membaca kunci sebagai cara ritual. Ritualitas ritual sering menjerumuskan kita pada pandangan penghayatan hanya kulitnya dan tiddak rasanya.
MIJIL (sudah mencakup asmo)
Masih banyak yang melakukan mijil sebagai mantra misalnya mau pergi mijil dulu asal sudah mengucapkan kata-katanya Mijil langsung pergi padahal maksudnya mijil agar seseorang sebelum berbuat sesuatu mendapatkan petunjuknya Hidup. Boleh apa tidak, kalau bolehpun akan mendapat petunjuk apa, berapa, bagaimana selanjutnya.
Contoh : kita mau pergi ke suatu tempat kita mijil & tetap hening lalu mendapatkan rasa di ijinkan rasa juga member petunjuk lewat jalan tertentu barulah kita pergi. Seorang minta bantuan kita sedangkan kita mampu dan bisa memberikan bantuan itu misalnya berupa uang. Kita mijil akan kita terima di rasa boleh atau tidak mungkin saja karena bantuan itu akan dia gunakan yg tidak baik dan tidak benar kalau di ijinkanpun kita akan mendapatkan petunjuk berapa besarnya bantuan itu yang seharusnya (menuntun Hidup) kita berikan.
Dengan mijil yang benar seperti itu tujuan agar jangan sampai berbuat luput menurut ukuran hidup.
SINGKIR
Masih banyak yang menerima wulang wuruk Romo Herucokro Semono yang di berikan dengan kiasan “sanepan” di terima mentah-mentah. Singkir di gunakan untuk menghadapi bahwa angin topan atau lesus, bahaya apai (kebakaran), Gempa bumi, dan gunung meletus, ini kiasanya (sanepan) yang di maksud adalah dunia kecil, jagad cilek, micro cosmos yaitu diri kita sendiri. Angin topan adalah suara yantg tidak enak di dengar misalnya fitnah, cacian, celaan, sindiran, bahkan kritikan terhadap diri kita yg mengakibatkan api berkobar pada diri kita. Kita jadi tidak tenang yang berarti dunia kita gempa bumi kalau sudah tidak tahan mulut kita akan meledak buruk yang berarti gunungnya meletus.
Semua itu di sebabkan karena aku dalam diri kita yang berkerja jadi itu kelakuan sang aku. Untuk mengurangi sebanyak mungkin terjadinya angin topan, api, gempa dan meletusnya gunung diri kita itu di berikan singkir.
PAWELING
Dua macam kesalah pahaman sering terjadi terhadap paweling ini.
Yang pertama memperlakukan paweling seperti aji paweling di gunakan untuk berhubungn dengan orang lain (kadhang) dari jarak jauh kalaupun bisa saying sekali itu sama saja dengan menembak burung dengan meriam burungya terbang pohonya tumbang.
Yang kedua memperlakukan paweling seperti telepon untuk menelpon romo, Gusti ingkang moho suci mohon petunjuk atau dawuh bagi dirinya lalu apa yang di dapat di anggapnya sebagai dawuhnya romo gusti engkang moho suci. Ini sama dengan orang yang di beri satelit komunikasi lalu hanya di gunakan untuk pacaran jadi kalau benar-benar dawuh dari romo saluran kita tertutup. Untuk mengatur, memelihara, melindungi diri kita (jagad cilik) bahkan untuk member pada diri kita Gusti ingkang moho suci memberikan kuasanya kepada hidup yang ada pada diri kita masing-masing jadi tidak perlu dan tidak ada gunanya membawa-bawa romo, gusti ingkang moho suci salah salah petunjuk atau dawuhnya hidup kita kira petunjuk romo, gusti ingkang moho suci.
Petunjuk atau dawuhnya romo gusti ingkang moho suci selalu menyangkut umun bukan diri kita pribadi dan selalu ada tanda-tanda misalnya juga di terima sama oleh orang lain . petunjuk atau  dawuh seperti ini bisa menyangkut diri kita, bisa diri kita tidak ada sangkut pautnya sama sekali secara gelar atau lahiriyah, dan pasti terjadi sekalipun menurut perhitungan nalar ribuan orang tidak mungkin.

Contoh dawuh ROMO, gusti ingkang moho suci :
Tahun 1978 seorang penghayat kapribaden komunisme di asia dan eropa timur akan hilang. Tak seorangpun saat itu mau percaya dan bahkan semua menyatakan tidak mungkin. Ternyata benar-benar terjadi. Lama sebelum terjadi seorang penghayat kapribaden menyatakan bahwa amerika dan sekutunya akan menyerang irak. Bantahan dengan berbagai analisa di kemukakan (analisa intelejen) yang menyatakan tidak mungkin karena amerika akan mempertimbangkan keikut sertaan uni soviet membantu irak. Teryata terjadi sesuai dawuh dan tidak sesuai dengan akal fikiran.
Banyak contoh lain lagi oleh karena itu jangan sembarangan menggunakan paweling kalau paweling kita gunakan sembarangan nantinya malah kita tidak bisa menggunakan paweling yang sebenarnya yaitu untuk manunggalkan urep dengan urep, putro dengan ROMO, gusti ingkang moho suci.
Secara garis besar itulah laku bagi orang yang mendambakan hidup bahagia sejati (tentrem) di dunia ini, dan pada akhir hayatnya bisa mencapai kasampurnan jati (Mokhsa).

2 komentar: